TAPUT- Menindak lanjuti tentang dugaan penyelewengan Dana Covid-19 di RSUD Tarutung, faktanya inisial MS salah seorang petugas penanganan Covid-19 di RSUD Tarutung kecewa atas perlakuan pihak RSUD Tarutung, hingga berita ini diterbitkan belum ada penjelasan dari pihak RSUD Tarutung terkait pembayaran intensip penanganan covid-19 selama 10 bulan terhitung sejak tahun 2022-2023.
Diketahui TA 2023 bahwa Rp.502.380.000,- BLUD 33341404 untuk penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/ Kota Belanja Makanan dan Minuman Petugas Penanganan Covid-19 di January 2023 diduga tidak tersalur sebagai mana mestinya.
“ Makanan kami juga bisa dibilang tidak layaklah dengan anggaran segitu besarnya. Intensif saya juga belum keluar 10 bulan hingga sekarang.” Ungkap MS. ( 07 Februari 2025)
MS Juga menyatakan bahwa dalam dugaan kasus korupsi dana Covid-19 di RSUD Tarutung dirinya siap menjadi saksi apabila ada pemeriksaan dari APH. MS mengatakan bahwa ditahun 2023 pasien covid hanya 2 orang di bulan Januari 2023 sampai akhir pandemi covid-19.
“ Saya siap menjadi saksi, dan itu hak saya.” tegasnya.
Nove Simbolon pegawai RSUD Tarutung yang bertugas sebagai Humas RSUD Tarutung menanggapi pemberitaan terkait anggaran covid-19 di RSUD Tarutung diduga diselewengkan.
“ Berita anda tidak kompeten dan tidak sesuai dengan yang dijelaskan. Maka kami akan laporkan ke dewan pers” jawab Nove Simbolon lewat aplikasi WA.(28 Januari 2025)
Tapi beberapa menit kemudian pesan chat dari Nove Simbolon dihapus lagi.
Janri Nababan direktur RSUD beberapa kali dihubungi dan dikunjungi dikantor RSUD Tarutung untuk memintai konfirmasi, namun terkesan menghindar, dan beberapa kali dihubungi via telepon seluler dan tidak ada tanggapan.
Dengan terbitnya berita ini, masyarakat Tapanuli Utara agar segera mengusut dugaan korupsi anggaran covid-19 di RSUD Tarutung tersebut, demi penyelamatan uang rakyat dan penegakan hukum juga efek jera bagi pelaku kejahatan pencurian uang rakyat.
( Timbul Simanjuntak)
