Oleh:Ridho Seran
Jurnalis FokusNews.com
Malaka – Banyak yang beranggapan bahwa di balik murid yang sukses, ada seorang guru yang berjasa. Tapi pendidikan itu tak selalu berhubungan dengan pembelajaran saja.
Najelaa Shihab seorang Psikolog dan Pendidik pernah mengatakan, kalau pendidikan itu tak hanya kurikulum saja. Tetapi, dalam kurikulum yang baik ada kekuatan hubungan
Kekuatan hubungan di sini yang mungkin saja ada beberapa guru yang tidak memahaminya. Padahal, hubungan guru dan murid sangat penting. Sebab minat dan bakat setiap murid berbeda-beda.
Hubungan guru dan murid perlu dibangun, agar seorang guru bisa mengetahui psikologisnya seorang murid, dari situ guru akan mengetahui sifat dan karakter dari murid, serta mengetahui kekurangan dan kelebihan dari setiap murid.
Untuk membawa Pendidikan di Indonesia, kita membutuhkan guru yang memiliki kompetensi
Kompetensi dipahami dari berbagai sisi seperti perilaku atau performansi. Kompetensi dimaknai sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang mencakup kemampuan memilih dan mengetahui pilihan yang tepat. Kompetensi dipahami sebagai tingkat kemampuan dan kualitas seseorang atau kualitas diri (state of being) yang mengandung pengertian lebih luas dari performansi, pengetahuan, skill, tingkat kemahiran yakni mencakup niat, motif dan sikap.
Seperti yang sudah saya paparkan diatas, bahwa guru harus membangun hubungan baik dengan murid, sebab guru yang berkompeten adalah guru yang adaptif, yakni guru yang punya kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi yang baik dengan murid. Seorang guru dituntut untuk memiliki empati terhadap muridnya dan mau mendengarkan muridnya.
Seorang guru yang berkompeten tidak akan memarahi muridnya di depan umum, apalagi melakukan kekerasan nonverbal, karena itu termasuk sebuah bullying yang nantinya akan membunuh mental murid.
Jadi, seorang guru harus menumbuhkan mutunya. Mutu guru merujuk pada sikap atau kualitas diri, keterampilan, dan pemahaman yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan pengajaran dan karakter seseorang. Kualitas berkaitan dengan apa yang diharapkan muncul dalam pribadi seseorang dan apa yang dilakukan seseorang. Dalam beberapa riset yang dilakukan Linda Darling-Hammond dan Cynthia D Prince (2007) tentang teacher effectiveness, kualitas guru mencakup beberapa hal, yaitu, pertama, kecerdasan dan kemampuan verbal yang membantu guru mengorganisasi dan menjelaskan gagasan, mengamati dan berpikir secara diagnostik. Kedua, pengetahuan tentang bagaimana mengajar suatu bidang studi kepada peserta didik (pedagogi pembelajaran), secara khusus berkaitan dengan teknik-teknik mengajar dan cara mengembangkan keterampilan berfikir tinggi.
Ketiga, kemampuan memahami peserta didik dan dinamika serta style belajar serta perkembangan belajar peserta didik, kemampuan menilai dan merancang pembelajaran, membantu peserta didik yang mengalami masalah atau kesulitan belajar atau mengikuti pembelajaran. Keempat, keahlian melakukan adaptasi yang memungkinkan guru membuat keputusan tentang apa yang dilakukan dalam menyahuti kebutuhan peserta didik (Darling-Hammond, 2007).
Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah memiliki guru yang berkompeten? Apakah Sekolah di pelosok-pelosok Indonesia sudah memiliki guru yang berkompeten? Jika tidak ada guru yang berkompeten, maka Indonesia sedang krisis. Sebab guru yang berkompeten merupakan faktor penentu kualitas dan efektivitas belajar-mengajar. Guru yang bermutu berpengaruh langsung pada kinerja pendidikan secara keseluruhan. Tanpa bermaksud bersikap hiperbolik, harus dikatakan bahwa guru adalah pilar utama kualitas pendidikan.
Tak diragukan, guru berperan penting dalam seluruh proses pembelajaran yang sangat dinamis. Sangat jelas, mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Kurikulum yang kerap menyulut polemik nasional itu hanya faktor sekunder. Sebab, pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada guru.
Sebagai akhir dari tulisan ini, saya ingin mengutip semboyan dari Bapak Pendidikan kita, yakni Ki Hajar Dewantara
Ia memiliki semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu adalah “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso” Tut Wuri Handayani”
Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.