banner 468x60
BeritaHukum Dan KriminalKab. Tapanuli Utara

Diduga Oknum Guru SD Sodomi Bocah Laki-Laki Kelas Enam, Awalnya Korban Disuruh Ngurut

Avatar photo
59605
×

Diduga Oknum Guru SD Sodomi Bocah Laki-Laki Kelas Enam, Awalnya Korban Disuruh Ngurut

Sebarkan artikel ini
KS Menceritakan Kronologi Yang Dialaminya, Korban Tarauma Takut Ke Sekolah

TAPUT – Sejak kejadian yang dialami KS (12 tahun) bocah laki-laki yang duduk dibangku kelas enam sekolah Dasar di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara (Sumut) tidak pernah masuk sekolah lagi mengikuti kegiatan proses belajar mengajar disekolah, KS ingin pindah dari sekolah tersebut sebab dirinya takut melihat sosok RN oknum guru disekolahnya diduga telah melakukan sodomi kepadanya. KS menceritakan bahwa dirinya mendapat kekerasan seksual atau sodomi dari RN yang juga gurunya sendiri, waktu kejadian tersebut diceritakan oleh KS diluar kegiatan sekolah.

Awal mula kejadian, Pada hari Jumat, tanggal 8 Agustus 2025 KS sedang berjalan kaki bersama si A (anak perempuan) teman sepermainan KS. Lalu, RN memanggil mereka berdua dari gubuknya untuk datang menemui RN untuk membersihkan kotoran bebek dikandang ayam milik RN.

banner 468x60

” Awalnya kami bermain dijalan bersama temanku cewe si A. Lalu RN memanggil saya, kesini sebentar. Lalu saya ajaklah si A ikut menemui guru itu. Dibilanglah sama si A, pergilah.. cuma sebentar dia.  Hanya membersihkan kotoran ayam saja dia, katanya. Lalu saya disuruh membersihkan kotoran ayamnya. Keluarlah dia dari gubuknya, terus dia memanggil saya ke gubuknya.” ungkap KS kepada awak media.(13 Agustus 2025)

Setelah KS datang menemui RN, lalu RN mengunci pintu gubuknya dan KS disuruh untuk mengurut punggung RN.

Baca Juga :  Perang Terhadap Narkoba Kini Gencar Dilaksanakan Polda Sumut Dan Jajarannya

” Dikuncilah pintu itu, lalu dia menyuruh aku mengurut punggungnya. Terus dia bilang, kau kurang pandai mengurut. Sini biar saya praktektan. Lalu dia urutlah punggungku, terus dia buka pakaianku dan dia buka celananya.” jelasnya.

KS kesakitan dan menangis lalu RN memberikan uang Rp. 2,000 kepada KS, sepulang dari tempat kejadian, KS lalu menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada orang tuanya.

Emmy Panjaitan, ibu kandung dari KS tidak terima atas kejadian yang dialami oleh anak laki-lakinya. Pada tanggal 9 Agustus 2025 pihak keluarga membawa KS untuk Visum dan melaporkan kejadian yang dialami oleh KS ke Polres Tapanuli Utara.

“Sejak kami melaporkan kejadian itu ke Polres Taput, sudah dua kali dia(RN) datang minta berdamai dan minta maaf agar kami cabut laporannya.” kata Emmy Panjaitan.

Namun pihak keluarga KS tidak terima atas apa yang dialami oleh KS,

” Dia jalanilah hukuman apa akibat yang sesuai dengan perbuatannya. Biarlah dijalani.” kata Emmy.

Emmy juga menceritakan bahwa dirinya dipaksa dan diancam untuk menuruti perdamaian diminta oleh RN dan Istrinya.

” Saya dipaksa harus pergi mencabut laporan itu. Kalau tidak kelar hari ini kami akan dirumah kalian ini, kami tidak akan pulang kata istrinya. Bagaimana kalau hasil visumnya nihil, saya akan laporkan balik kalian kata mereka.” jelas Emmy.

Baca Juga :  Ir Sahat Parulian Pasaribu MPd Waketum PUNGUAN POMPARAN RAJA PASARIBU INDONESIA (PPRPI) Kukuhkan Kepengurusan PPRPI Kalimantan Barat

Pihak keluarga KS berharap kepada pihak Polres Taput segera memproses laporan mereka demi keadilan yang dialami oleh anaknya.

Ditempat yang berbeda, RN menjelaskan bahwa dirinya tidaklah melakukan perbuatan Sodomi kepada KS seperti yang dituduhkan kepadanya.

RN menceritakan bahwa karena dirinya pulang sekolah selalu bekerja ke sawah dan RN selalu menyediakan minyak urut untuk dioles pada pinggangnya yang pegal karena kecapean kerja disawah.

” Jadi pas saya kerja pada hari Jumat kira-kira pukul 15:00, lewatlah anak-anak ini (KS dan A), Saya panggilah mereka untuk mengambil pupuk kandang itu.” jelas RN.

RN menceritakan mereka masih bersama dipematang sawah itu. Lalu RN menyuruh A untuk pulang duluan,

” A (inisial anak perempuan teman KS) kamu pulang aja, nanti kamu dicari mama. Kami aja yang ambil itu, gak usah banyak-banyak.” kata RN.

Sebelum kerja mengumpulkan pupuk kandang tersebut, tiba-tiba RN teringat denga minyak urutnya.

” Sebelum kita ambil itu, oleskan dulu ke minyak ini ke punggungku. Kulentangkanlah badanku. Pijit dulu dikit.(menyuruh KS)” jelas RN.

Setelah RN diurut, karena RN merasa tenaga KS kurang kuat, lalu RN mempraktekkan ke KS.

Baca Juga :  Satgas Pamtas Bantu Pemakaman Warga di Desa Haumeniana

” Kek gini bikin amang, memang saya sering bilang gitu sama tukang urut saya. Ini pinggang bapak ini sakit.” sambungnya.

Karena RN merasa kurang puas dengan urutan dari KS, lalu RN mempraktekkan cara mengurut kepada KS.

” Mungkin ntah merasa risih, Dia kan sama laki-laki sepertinya alergi. Ntah dia merasa perempuan contohnya. Kurasa dia merasa risih dia, bagaimana aku ini, kira-kira seperti itulah.” kata RN.

Lalu KS minta pulang ke rumahnya, RN masih menyuruh untuk KS untuk mengambil Pupuk Kandang tersebut. Namun KS sudah menolaknya.

” Tapi kita ambilkan dulu pupuk itu kataku, kita ambilkan dulu pupuk itu amang kataku. Gak, mau ada lagi kerjaanku disawah kata mama.” sambung RN menceritakan kejadian.

Setelah KS pergi, RN masih bekerja sampai pukul 19 : 00 Wib. Sepulang dari sawah, malam itu juga setelah dia berbenah, lalu dia pergi menagih listrik ke dusun lain. Sepulang dari menagih listrik kira-kira pukul  22:00 Wib.

” Tanpa sepengetahuan saya, tiba-tiba masyarakat sudah berkumpul, Penatua, BPD, Kepala Sekolahku, tidak ada sepengetahuanku. Jadi saya tidak tahu apa yang diperbuat kepada saya.” katanya.

(Timbul Simanjuntak)

banner 468x60
banner 468x60
error: Content is protected !!