Labura – Masyarakat sudah berpuluh tahun tinggal menetap di dusun Kampung Tempel, Desa Pulo Bargot kecamatan Marbau Labura. Sejak dahulu masyarakat tidak pernah resah kalau musim hujan akan banjir.
Warga yang ada disekitaran PT. Milano, sebut saja Suparno alias Cino, mengatakan, bahwa tembok penahan air itu dari dulu,
“ Jamannya cimseng tidak pernah berani menjebol tembok penahan air itu. karna aliran air dari PT Milano itu melintas dari areal HGU PT Milano yang alirannya menuju kampung Tempel, Desa Pulo Bargot, sampai ke Desa Siparepare Tengah. Melalui aliran Sungai sampuran tembusnya.” ungkap Suparno alias Cino kepada awak media.(06-09-2023)
Hal ini juga dituding karena ulah oknum pemerintahan Desa Pulo Bargot yang menuruti kerja sama dengan PT MILANO. Menurutnya, kebijakan pemerintah Desa Pulo Bargot terlalu berpihak kepada PT MILANO sehingga mengakibatkan warga resah dimusim hujan karena sangat berpotensi Banjir setelah jebolnya tanggul penahan air tersebut, dan dipengaruh dibangunnya jembatan diareal HGU PT.Milano Marbau yang menghubungkan Desa Perk Milano, menuju Dusun Bandar Santoso.
“ PT. Milano hendaknya bertanggung jawab, memang banjir saat sekarang ini sedang iklim hujan yang tinggi, tapi setelah tembok penahan air itu dijebol oleh oknum oleh onum dari pemerintah Desa Pulo Bargot kerja sama dengan PT. Molano menjadikan potensi banjir semakin tinggi. Dan kami warga disini sangat kawatir kalau musim hujan begini” kata Suparno dengan nada yang tinggi.
Warga dan tokoh masyarakat pun keberatan akan kebijakan Pemerintah Desa Pulo Bargot tersebut terkait pembangunan jembatan dan akibat dibobolnya tembok penahan air tersebut. Warga juga menuding dengan dugaan kerja sama antara pihak pemerintah Desa Pulo Bargot dengan PT. Milano mengakibatkan keresahan bagi warga.
Masyarakat berharap kepada Dinas terkait agar membantu warga dalam mengatasi masalah keresahan yang dialami warga tersebut.