Kisah hubungan cinta dua insan banyak dituliskan dengan berbagai Novel, Syair lagu maupun Puisi. Tapi kisah yang saya tulis ini adalah kisah nyata yang penuh misteri, kalau saya sebut adanya kelainan kepribadian,, rasanya kurang tepat walaupun ciri-ciri dan pola itu persis sama dengan BPD maupun NPD. Sebab yang bisa menentukan bahwa adanya gangguan kepribadian seseorang itu adalah Dokter ahli kejiwaan ( Psikolog/Psikiater).
Mungkin sobat Fokus tidak sabar lagi membaca kisah saya ini, berikut ceritanya:
Satu Tahun Menjalin Hubungan Dengan Pengidap BPD
Borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang selalu berubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.
• Depresi
• Gangguan kecemasan
• Gangguan bipolar
• Gangguan makan
• Kecanduan alkohol
• Bahkan bisa sampai pada penyalahgunaan NAPZA
Sebenarnya kalau saya cermati diawal satu minggu hubungan komunikasi dengan BPD perilakunya sudah tampak, seperti menceritakan kehidupannya dengan kisah masa lalunya dimana trauma yang dialaminya dengan berbagai ekspresi emosinya bisa tiba-tiba bersedih dan dengan durasi beberapa menit lalu tertawa ria.
Keluguan tentang pengetahuan Psikologi pada saat itu dan karena cinta bisa membutakan akal sehat kita, terkadang kita sering mengabaikan hal itu. Namanya juga lagi jatuh cinta,, Tai ayam dipandang mata terkadang bagai bunga mawar yang indah.
Waktu pun berjalan begitu cepat, keanehan-keanehan mulai tampak. Masalah kecil sering menimbulkan pertengkaran yang begitu hebat penuh dengan drama lebih dasyat dari drama korea. Berikut kejadian yang pernah terjadi saya alami :
1. Ancaman Percobaan Bunuh Diri
Beberapa kali ancaman ingin bunuh diri yang dilakukannya sangat sadis dengan ingin menusukkan pisau dapur dan gunting ke perutnya. Saya rebutan pisau dengannya dari tangannya yang sudah siap menghujam perutnya.
“ Astaga… Sinetron apa lagi ini markonah…? Kalau itu pisau masuk ke perutmu saat aku rebutan sama lu, Apa saya gak mampus jadi tersangka…?” sambil ngomel dalam hati.
Kejadian itu berkali-kali terjadi, baik lagi bersama bahkan sedang berjauhan lewat video call. Mentalku sangat terpukul dan pikiranku melayang dengan penuh kebingungan. Diawal pertama Dia ingin bunuh diri dengan menyayat tangannya dengan benda tajam, saya sangat panik hingga menghubungi pihak Kepolisian dan Kepala Desa terdekat agar segera menyelematkannya, untung saja kejadian itu diwaktu subuh, jadi mereka yang saya hubungi sudah pada tidur.
Pikiran saya tidak tenang dan terus berdoa sepanjang malam, saya menghabiskan malam hingga pagi merenung dan sangat cemas.
“Kalau dia sudah tinggal mayat saya akan jadi saksi, bisa-bisa saya dijadikan tersangka. Wadduh gawat ini..!” dalam hati.
Eh,, paginya pukul 00:07 Wib lalu saya dihubungi lagi, ternyata dia baik-baik saja. Saya segera hapus dan tarik semua Chating Wa saya ke Pihak Kepolisian dan Pemerintah Desa.
“ Dasar Setan kamu , kamu gak tahu saya begadang semalaman.. Saya sangat panik gak karuan gara-gara ulahmu yang goblok itu!!!” ngomel dalam hati.
Namun perlakuan masih tetap perhatian walaupun logika sudah mulai jalan sembari mengedukasi diri secara mandiri lewat internet dari artikel Psikologi.
2. Kesurupan di malam hari
Dari kejadian-kejadi yang lampau saya sudah mulai teredukasi dengan ilmu pengetahuan Psikologi yang sayang miliki.
“ Ini tingkah apa lagi cangcut…! Kemarin kamu mau bunuh diri.. sekarang kamu kesurupan.. Tingkah apa lagi ini ya Tuhan..? Setan apa lagi yang merasukinya..!” dalam hati, tapi saya sudah bisa tenang melihat dan menghayati sandiwara itu.
Saya bisa lebih tenang menghadapi kejadian itu walaupun hanya berdua dengannya, saya sudah bisa berakting mengimbangi dramanya seperti filem- filem horror berkomunikasi dengan seseorang yang sedang kesurupan, saya berpura-pura berkenalan dengannya, dan saya menanyakan angka togel juga.
“ Siapakah kau yang datang ini? Mohon tinggalkan tubuhnya. Tapi kalau boleh tahu, berapa angka jitu buat besok?” tanyaku agar dia jengkel.
Terus terang saya capek dengan drama ini, aku mau hidup yang nyata-nyata saja, dan bisa diterima akal sehat. Saya muak dengan sandiwara ini. Tapi apa boleh buat namanya juga gangguan kepribadian.
Seseorang yang mengalami gangguan BPD tersebut sangat takut sendirian, dia sangat takut ditinggalkan dan kehilangan orang yang menyayanginya. Pengidap BPD adalah manusia yang rapuh. Perilaku si pengidap yang berlebihan tersebut membuat orang lain yang ada dihidupnya merasa tidak nyaman lalu pergi.
Saya ingin jauh dari sana, saya ingin mental saya tetap sehat. Lalu saya memutuskannya untuk menjauh. Walau berulang kali dia minta balikan, saya tolak mentah-mentah, demi menyelamatkan mental sehat saya. Semoga kembali sehat siapa pun yang mengalaminya, dan bahagialah selalu dalam hidupmu dan maafkan dan berdamailah dengan masa lalumu.
Gimana sobat Fokus? Sangat menantang kan kisah pengalaman saya. Kerusakan mental seseorang itu biasanya disebabkan trauma masa pertumbuhannya atau masa kecilnya.
Jagalah anak-anak anda jangan sampai mentalnya hancur karena pertikaian orang tuanya, dan mereka akan memiliki masa depan yang hancur. Pengidap gangguan kepribadian itu biasanya akan melemahnya kecerdasan. Bahagialah menjalani hidupmu karena setiap manusia itu berhak untuk bahagia.
Bicara hati dan cinta yang saya rasakan tidaklah tidaklah seindah yang dikisahkan pada Novel dan Puisi Cinta dan syair lagu yang sering kita dengar. Diartikel selanjutnya, saya akan menuliskan pengalaman saya setelah lepas dari BPD berlanjut dengan NPD.
(Timbul Simanjuntak)