Kota Kupang- Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2024, Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang membangun kerja sama dengan Polda NTT.
Dengan mengusung tema “Merawat Kebhinekaan, Menjaga Pemilu Damai untuk Indonesia Bermartabat”, kerja sama GMKI dengan Polda NTT itu dilaksanakan dalam berbagai kegiatan, diantaranya Deklarasi Dukungan Pemilu Damai dan kegiatan bagi-bagi bunga di area Car Free Day (CFD) jalan El Tari Kota Kupang, Sabtu (20/1).
Ketua GMKI Cabang Kupang, Florit Tae, S.Th, menjelaskan sinergitas yang dibangun GMKI dengan Polda NTT merupakan bentuk tanggung jawab sosial GMKI Kupang dalam turut serta menjaga proses demokrasi pada Pemilu serentak 2024.
“Sebagai generasi muda yang terhimpun dalam organisasi GMKI kami memiliki tanggung jawab moril untuk mewujudkan Pemilu damai, proses demokrasi yang aman”, katanya kepada media, Senin, (22/1).
Dirinya menegaskan, kesadaran akan pemilu yang aman dan damai harus menjadi kebutuhan seluruh masyarakat, terutama generasi muda yang menjadi kelompok pemilih terbesar pada pemilu 2024.
Sehingga, lanjut Florit, dengan berbagai kegiatan kemitraan yang sinergis dapat meminimalisir berbagai ancaman gangguan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat menjelang pelaksanaan pemilu, seperti tren politik identitas, provokasi hoaks, money politik, ujaran kebencian dan konflik-konflik horizontal akibat perbedaan dukungan dan pilihan masing-masing masyarakat.
“Kami membagi bunga mawar putih kepada masyarakat, sebagai simbol ajakan untuk menjaga kedamaian. Kita berharap semua masyarakat yang terlibat dalam pesta demokrasi, memiliki kesadaran yang tulus untuk menciptakan Pemilu Damai,” ujar Florit.
Ibu Naomi, Warga kecamatan Oebobo yang menerima bunga mawar yang dibagikan aktivis mahasiswa GMKI mengapresiasi sikap anak muda yang peduli dengan penyelenggaraan Pemilu tahun 2024.
Menurutnya, Pemilu serentak tahun 2024 harus dilaksanakan dengan penuh kemerdekaan oleh masing-masing masyarakat yang memiliki hak pilih tanpa tekanan dan dipengaruhi oleh provokasi hoaks, politik identitas dan black campaign.
“Pilihan boleh berbeda, tapi harus tetap menjaga persatuan bangsa, persaudaraan, dan kerukunan di tengah masyarakat,” Ujarnya.
Dirinya berharap, Pemilu tahun 2024 dapat terlaksanakan dengan damai dan menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
( Desy)