Jakarta – Dalam rangka menyambut kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, mengambil langkah mulia dengan menyantuni dua warga Katolik kurang mampu asal Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menghadiri Perayaan Ekaristi di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis, 5 September mendatang.
Kedua warga yang mendapat bantuan tersebut adalah Rikardus Rasa Watu (55) dan Stefanus Kambaru Windi (41), yang akan menempati tempat duduk VVIP bersama para tamu kehormatan lainnya.
Santunan ini meliputi seluruh biaya transportasi, akomodasi, serta pengeluaran selama mereka berada di Jakarta. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk kepedulian negara terhadap masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terbelakang, dan Terluar), sekaligus menunjukkan perhatian nyata pemerintah terhadap umat beragama di wilayah-wilayah tersebut.
Rikardus, seorang katekis dari Kabupaten Kupang, dan Stefanus, petani sekaligus katekis dari Sumba Timur, mengaku terkejut dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Menteri Agama. Mereka berharap kebijakan serupa terus diimplementasikan untuk masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.
Keduanya dipilih melalui proses seleksi oleh Kementerian Agama berdasarkan kondisi dan waktu yang ada. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Reginaldus Serang, berharap kehadiran Rikardus dan Stefanus di GBK dapat membawa doa seluruh warga NTT, khususnya yang kurang mampu, dan menjadi simbol kepedulian pemerintah terhadap mereka.
Kisah Rikardus dan Stefanus adalah contoh nyata bagaimana kepedulian negara dapat memberikan harapan dan pengakuan kepada mereka yang kurang mampu, khususnya di daerah-daerah yang terpencil. Dengan menghadiri Perayaan Ekaristi bersama Paus Fransiskus, mereka tidak hanya mewakili diri mereka sendiri, tetapi juga seluruh masyarakat NTT yang senantiasa berharap akan masa depan yang lebih baik.
Keputusan Menteri Agama ini disambut positif oleh banyak pihak, terutama oleh komunitas Katolik di NTT. Langkah ini dianggap sebagai wujud nyata dari semangat kebersamaan dan inklusivitas dalam memperlakukan seluruh umat beragama di Indonesia, tanpa memandang status ekonomi.
Rikardus dan Stefanus akan berangkat ke Jakarta bersama dengan petugas dari Kementerian Agama, yang akan memastikan perjalanan mereka berjalan dengan lancar. Kehadiran mereka di Perayaan Ekaristi diharapkan menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi mereka berdua, tetapi juga bagi seluruh masyarakat NTT yang mereka wakili.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak kebijakan dan tindakan nyata dari pemerintah dalam mendukung masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini kurang terjangkau. Dengan demikian, momentum kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga perayaan atas kesetaraan dan keadilan sosial.
(Kevin)