Kupang – Nama-nama calon direksi dan komisaris Bank NTT yang diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada Rabu (14/5) menunjukkan kecenderungan kuat pada figur-figur profesional. Tercatat beberapa kandidat yang diajukan antara lain: Charli Paulus dan Y.L. Praing (Direktur Utama), Y.L. Geong (Direktur Operasional dan SDM), Soni Pellokila (Direktur IT), Revi dari Bank Jatim (Direktur Kepatuhan), Heru dari Artha Graha (Direktur Treasury dan Keuangan), serta Siti Aksa (Direktur Dana).
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa proses penetapan nama-nama calon tersebut sepenuhnya bebas dari campur tangan politik. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Provinsi NTT untuk menjaga independensi dan profesionalisme Bank NTT sebagai lembaga keuangan milik daerah.
“Tidak ada satu pun calon yang berasal dari partai politik maupun bekas pejabat birokrasi. Semua yang kami usulkan adalah figur-figur profesional dengan rekam jejak jelas di sektor keuangan dan perbankan,” kata Gubernur Melki kepada media usai RUPS di Kantor Gubernur NTT.
Menurutnya, keputusan tersebut lahir dari komitmen bersama seluruh pemegang saham untuk menjauhkan Bank NTT dari kepentingan politik praktis. Ia menyebut bahwa selama ini, intervensi politik menjadi salah satu hambatan dalam mendorong kinerja optimal BUMD di berbagai daerah.
“Bank NTT harus benar-benar jadi milik publik, bukan alat kelompok mana pun. Karena itu, kami pastikan proses seleksi dilakukan secara objektif dan transparan, diawasi langsung oleh OJK,” ujar Melki.
Ia bahkan mengungkapkan bahwa selama rapat, dirinya beberapa kali berkoordinasi langsung dengan Kepala OJK demi memastikan setiap keputusan tetap berada dalam koridor regulasi dan bebas dari tekanan eksternal. Proses panjang dalam RUPS, lanjutnya, mencerminkan kehati-hatian dan tekad untuk menghasilkan keputusan yang murni berbasis pada kompetensi.
(Kevin)