Humbahas-Ribuan warga Desa Riaria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) baru saja berunjuk rasa di kantor Bupati Humbahas, Selasa (6/2/2024) siang.
Ada puluhan kendaraan roda empat dan ratusan sepeda motor yang ditumpangi para warga untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mereka bergerak dari kediaman mereka, yakni dari Desa Riaria menuju perkantoran Pemerintah Kabupaten Humbahas.
Di depan kantor Bupati, mereka menyuarakan seluruh tuntutan mereka. Masyarakat menyebut, tanah ulayat mereka dirampas pemerintah dari tangan mereka.
“Padahal kami berjuang selama 9 tahun dari program reboisasi tahun 1971. Pada tahun 1979 tanah itu telah dikembalikan kepada kami. Kenapa sekarang pemerintah malah mengklaim itu tanah negara?”, ujar Koordinator Aksi, Tua Siregar.
Tua menjelaskan, kehadiran program food estate adalah menjadi titik awal pengetahuan masyarakat bahwa wilayah tanah adat mereka sudah kembali dirampas negara menjadi kawasan hutan. Sebagian wilayah masuk ke areal food estate, sementara sebagian lagi malah masuk menjadi wilayah administratif Desa Parsingguran I.
Jadi jika sekiranya hal ini bermula dari efek pengembangan lahan food estate yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, mengapa baru sekarang masyarakat mulai berani menyampaikan keluhan mereka? Lalu apa sebenarnya penyebab pecahnya amarah warga hingga nekad menggeruduk kantor Bupati Humbahas hari ini?
Dilansir dari keterangan salah satu warga Riaria, Lumban Gaol (64), yang ikut bergabung dalam komunitas Lembaga Adat Riaria menjelaskan, bahwa aksi mereka tersebut dilakukan lantaran mereka kesal terhadap sejumlah warga Desa Parsingguran I yang secara dengan sengaja menjual kayu pinus gelondongan dari wilayah tanah adat mereka.
Salah satu dari warga Desa Parsingguran I, yang belakangan diketahui bernama Luhut Banjarnahor, bahkan nekad mengajak perang warga Desa Parsingguran I dengan Desa Riaria. Ajakan provokatif itu sempat diunggah di Grup Facebook dan sempat jadi viral.
“Kemungkinan dia terlibat (penjualan pinus gelondongan), makanya dia pasang badan dengan cara memprovokasi warga untuk berperang”, ujar Lumban Gaol.
Lumban Gaol pun berharap, ajakan provokatif yang disuarakan akun Luhut Banjarnahor agar segera ditindaklanjuti pihak kepolisian.
“Supaya konflik horisontal tidak terjadi di wilayah adat kami. Kami minta polisi menindaklanjuti ajakan provokatif yang beredar luas di Facebook tersebut. Ada di simpan di HP Kades Riaria videonya”, pungkasnya.