banner 468x60
ArtikelProv Nusa Tenggara Timur

Part 2. Lelaki Tampan Itu Mencari Cinta Dalam Kertas Usang

Avatar photo
3236
×

Part 2. Lelaki Tampan Itu Mencari Cinta Dalam Kertas Usang

Sebarkan artikel ini
  • Kau selalu mampu membuatku jujur mengenai segala hal, kecuali satu: “Perasaanku”. Ah,, Andai saja aku mampu memberitahumu. Tapi aku terlalu takut akan reaksimu yang tidak sesuai dengan Imajinasiku selama ini. Bukankah fiksi lebih meninabobokan dibandingkan kenyataan? Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan?
  • Jangan pernah mengejar cinta. Kamu boleh mencarinya, tetapi jangan sampai kamu mengejarnya. Pergilah, dan carilah cinta sejatimu. Jika tak kau temukan, kembalilah ke rumah. Sebab di rumah, ada cinta yang tak pernah berakhir.”

Lelaki itu merebahkan badannya dan baru saja ia memasuki gelombang Theta, lelaki tampan itu dikagetkan dengan api rokok yang ia selipkan di jarinya. Dengan spontan, dia lalu berteriak dari dalam kamarnya, “Dasar perempuan, sangat memabukkan!”

lelaki itu lalu mengusap mengusap matanya dan kembali duduk di atas tempat tidurnya yang masih berantakan. Seperti biasanya, Ia lalu mengambil rokok serutuhnya dan membakarnya. Lagi dan lagi ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkan asap rokok sambil berkata “uhhhhh nikmatnya dunia”

banner 468x60

Matanya yang indah, kembali tertuju kepada buku-buku yang berserakan di mejanya sambil menyelipkan rokoknya di bibirnya dia pun kembali merapikan buku-buku itu. Lagi, dari dalam kamarnya dia berteriak, “Ibu, tolong bawakan aku secangkir kopi,” ibunya pun segera ke dapur dan membuat kopi kepada lelaki tampan yang gila itu. Menunggu kopinya yang belum datang, dia berteriak “mana kopinya Bu?” Suaranya mengagetkan Ibunya. ibunya menjawab dari dapur, Sabar Nak sedikit lagi udah diantar kok. Ibunya lalu mengantarkan kopi ke dalam kamar si lelaki itu. Ketika di depan pintu kamar, ibunya berteriak histeris melihat kamarnya yang berantakan. Sambil menyimpan kopi di meja, ibunya bilang
“Nak, sebagai Pemuda kamarnya harus rapi. Masa sudah tampan kok kamarnya berantakan,” “Bodo amat!!!” Sahut Lelaki itu. Ibunya lalu keluar secara diam-diam. Sang lelaki itu pun kembali mengurus buku-bukunya sambil menunggu kopinya hangat. Setelah selesai menyimpan buku-buku yang berserakan, Ia meneguk kopi hangat yang dibuat ibunya. ” Ah Bu, kopiku pahit, Racun apa yang dipakai?” “hidup memang indah ya, katanya sambil tertawa terbahak-bahak.

Baca Juga :  Harmoni Pendidikan dan Penerimaan Peserta didik Baru: Kisah Inspiratif dari SMA Swasta Pelita Karya Kefamenanu

Tak berlangsung lama, teman-temannya datang mencari lelaki itu untuk meminum anggur merah, yang di mana, itu adalah minuman kesukaan pria gila itu.
Namun, karena ibu sang pria itu melarang teman-temannya untuk tidak mengajaknya, teman-temannya pun pergi dengan diam-diam.

Lelaki itu masih terus menikmati kopi dan rokok sarutunya sambil memikirkan bagaimana caranya ia hidup.
Lelaki itu kelihatan depresi berat, sebab selain memikirkan bagaimana caranya hidup, Ia pun memikirkan cinta yang selama ini ia cari namun belum ditemukan. “Ah, Perempuan itu telah meracuni pikiranku, ya, dia membuatku jatuh cinta. Uhhh, aku benar-benar gila dengan perempuan itu,” ucapnya sambil menghisap rokok serutunya dan matanya seolah mencari sesuatu dalam kamarnya

Mata Lelaki itu tertuju pada benda-benda rohani yang sudah disiapkan ibunya sekian lama. Lelaki itu melangkah ke arah benda itu dengan langkah yang tertatih-tatih, dia melihat sebuah buku tebal dengan tulisan di sampulnya “ALKITAB”. Lelaki itu mencoba membukanya dengan penuh rasa ragu, dan membacanya dengan mata yang berbinar-binar. Suaranya terdengar kecil namun jelas terdengar dengan jarak kira-kira 3 meter. “Serahkanlah segala kekuatiranmu Kepada-Nya, sebab Ia (Tuhan) yang memelihara kamu” setelah membaca ayat itu, lelaki itu kembali menyimpan buku itu. Namun, karena rasa penasarannya, lelaki itu kembali membuka buku itu dan membacanya dengan suara yang keras, ” Percayalah Kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri” setelah membaca ayat itu, mata lelaki itu berkaca-kaca. Lelaki itu dengan refleks, bersimpuh dan berdoa, sebab selama ini ia selalu mengandalkan kekuatannya, kepintarannya, ia merasa percaya diri, ketika melakukan sesuatu, ia tak pernah melibatkan Tuhan, dan yang ia tuai adalah kegagalan.

Dokumen Istimewa Penulis (Ridho Seran)

Beberapa menit kemudian, lelaki itu kembali ke tempatnya, menikmati kopinya yang sudah dingin. Dengan perasaan yang berkecamuk karena belum mendapatkan hati wanita yang ia idamkan, Lelaki itu kembali mencari buku untuk dibacanya, sebab hanya buku yang bisa menjadi obat penenang. Namun, lelaki itu tidak menemukan buku yang pas untuk membersihkan hatinya yang diracuni oleh perempuan itu.

Baca Juga :  MUA NTT Terima Ilmu Baru Dalam Workshop Modern Wedding Make Up oleh LT- PRO

Matanya yang indah itu pun tertuju pada pena yang ada di atas mejanya. Lelaki itu mengambilnya dan menulis di kertas usang yang sudah lama tersimpan di meja itu.

“Aku ingat pertama kali aku melihatmu. Kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi berputar bagai gasing di dalam pikiranku. Entah, kau milik siapa, hatiku keras kepala. Ceritakanlah tentang harimu. Berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur. Aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik. Betapa sering aku menduga-duga, adakah kode yang tersirat dalam kolom chat kita? Atau Adakah kode yang tersirat di setiap senyummu?

Aku tidak mau berdrama, tapi aku tidak bisa mengeluarkanmu dari kepala. Aku tergila-gila, hingga tak tahu lagi mesti berbuat apa. Ini semacam hasrat purba yang lebih tua dari manusia. Jika kau percaya akan jodoh mungkin ini adalah contohnya. Dan, aku tidak berbicara perihal parasmu atau apa yang kau punya. Ada sesuatu tentangmu yang membuatku merasa baik-baik saja, entah apa.
Kau selalu mampu membuatku jujur mengenai segala hal, kecuali satu: “Perasaanku”. Ah,, Andai saja aku mampu memberitahumu. Tapi aku terlalu takut akan reaksimu yang tidak sesuai dengan Imajinasiku selama ini. Bukankah fiksi lebih meninabobokan dibandingkan kenyataan? Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan?

Tubuh kita berlumur harapan palsu, tanganku menggapai-gapai mencari jalan keluar, sementara tanganmu mencegahku ke mana-mana.
Tunggu sebentar.

Izinkan aku keluar dari zona pertemanan kita untuk sejenak. Akan ku tunjukkan padamu sebuah gerbang menuju dunia paralel. Mari, ikut aku ke sana. Di dunia paralel, aku tidak perlu lagi repot-repot menyatakan apapun.
Kau akan setuju untuk bersanding denganku tanpa perlu ada serentetan peristiwa yang membuat kita semakin pelik. Aku akan menjadi bumi untuk mentarimu, lirik untuk lagumu, hujan untuk bungamu.

Di dunia paralel, keadaannya akan jauh berbeda. Walau begitu, Kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.”

Baca Juga :  Inilah Sikap Empati dan Kepedulian Babinsa Kepada Rakyat. Harus ditiru!

Oh, rupanya lelaki itu menulis puisi cinta karangan seorang artis Indonesia yang terkenal.

Setelah mencoret-coret kertas yang tak berdosa, lelaki itu dengan sontak membuang pena dan kertas yang sudah dikotori dengan tinta hitamnya, sebab rasa yang ia pendam, hanya bisa disampaikan di atas kertas yang usang.

“Apakah aku harus berteriak kepada dunia bahwa aku mencintaimu, wahai perempuan? Ataukah aku harus memohon kepada Tuhan untuk mengubah aku menjadi kamu, agar kamu berani mengungkapkan perasaanmu terlebih dahulu? Arggg… Kau membuatku gila. Benar-benar gila,” ucap lelaki itu dengan penuh emosi.

Pintu kamarnya tiba-tiba dibuka oleh ibunya tanpa permisi. Ibunya melihat putranya dan bertanya, “ada apa nak? Ceritakan ke ibu,” lelaki itu memberi jawaban dengan menghisap rokoknya dan menarik asapnya dalam-dalam, tanpa kata yang akan memuaskan hati ibunya.

Ibunya mendekati lelaki itu, dan memeluknya mencium keningnya dan berkata kepada lelaki itu,
“Nak,,, Jangan pernah mengejar cinta. Kamu boleh mencarinya, tetapi jangan sampai kamu mengejarnya. Pergilah, dan carilah cinta sejatimu. Jika tak kau temukan, kembalilah ke rumah. Sebab di rumah, ada cinta yang tak pernah berakhir.”
Mendengar kata-kata dari Ibunya, hatinya lelaki itu tertikam bagaikan seseorang yang memeluk pohon kaktus, semakin erat ia memeluknya, semakin terasa sakit.

Lelaki itu pun menangis, memeluk Ibunya, ia berkata; “Bu, aku capek, aku lelah Bu, maafkan aku, karena hanya cinta, aku menjadi lemah yang harusnya Ibu tidak mau jika anak lelakimu menjadi lemah,”

“Ngk apa-apa nak, di mata ibu, kamu anak lelaki yang paling hebat seperti ayahmu.” Jangan lagi mengejar cinta yang belum pasti ya nak, percayakan hidupmu pada Tuhan, biarkan Tuhan yang selenggarakan hidupmu. Perempuan yang baik, tidak akan pernah memberimu harapan palsu, karena dia tahu sakitnya hati lelaki yang tulus. Jangan ragu nak, jika perempuan itu ditakdirkan untukmu, siapapun tidak akan bisa menghalangimu untuk mendapatkan cintanya,”

Suasananya menjadi sunyi kala itu, lelaki itu tertidur pulas di pangkuan Ibunya. Sambil menangis, Ibunya mengusap-usap rambut putra kesayangannya,
Bersambung……

banner 468x60
error: Content is protected !!