banner 468x60

Mengenang Perjuangan Arist Merdeka Sirait Terhadap Anak Untuk Memperoleh Keadilan

Avatar photo
banner 468x60

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meninggal dunia pada Sabtu (26/8) pagi.

Arist meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati sejak Senin (21/8) akibat sakit yang dideritanya.

banner 468x60

Tim dokter Rumah Sakit Polri sendiri masih melakukan observasi terkait penyakit yang diderita Arist, hingga menyebabkan aktivis itu menghembuskan napas terakhirnya.

Arist dikenal sebagai aktivis yang selalu memperjuangkan hak dan perlindungan bagi anak-anak yang tidak memperoleh keadilan. Kiprahnya di Komnas PA juga cukup lama, dia diangkat menjadi ketua lembaga itu sejak 2010 lalu.

Arist lahir di Pematang Siantar pada 17 Agustus 1960 lalu. Dedikasi Arist untuk anak-anak mungkin dimulai dari ayahnya yang juga peduli terhadap hak-hak anak terlantar.

Saat masih kecil, Arist tinggal di kampung halamannya bersama keluarga besar di daerah perkebunan Pematang Siantar, Sumatera Utara. Di sana banyak anak yang bekerja sebagai buruh kasar.

Baca Juga :  HUT Humas Polri Ke-72 Dirayakan Secara Kemanusiaan

Kala itu, ayah Arist yang berprofesi sebagai penjahit membangun sekolah gratis untuk anak-anak yang bekerja di perkebunan. Dari sinilah kiprah Arist sebagai pelindung hak anak dimulai.

Setelah dewasa, ia bergabung dengan sejumlah organisasi perlindungan. Hingga akhirnya dia bersama Seto Mulyadi membangun Komnas PA.

Sebelum menjabat sebagai Ketua Komnas PA, dia terlebih dahulu menjabat sebagai Sekjen Komnas PA sejak 1998 mendampingi Seto Mulyadi.

Nama Arist di Komnas PA makin dikenal ketika kasus vaksin palsu mencuat medio 2016 lalu. Kala itu, dia adalah salah satu tokoh yang gencar bergerak dan meminta pertanggungjawaban setiap pihak yang terlibat.

Baca Juga :  Memberi Kritik Yang Paling Tajam adalah Dasar Dari Demokrasi 

Kasus-kasus Viral ditanah air sudah banyak yang diperjuangkan oleh Arist Merdeka Sirait salah satunya, 7 tahun lalu tahun 2015, Engeline tewas dibunuh 3 hari sebelum ulang tahunnya. Dimana sebagai ibu angkatnya terlibat dalam kasus pembunuhannya.

Kiprahnya sebagai aktivis tak hanya berjuang sebagai pelindung anak-anak terlantar. Arist juga aktif memperjuangkan hak-hak buruh. Bahkan sekitar tahun 1980-an dia pernah mendirikan yayasan perlindungan untuk para buruh yang tidak mendapat keadilan.

Hampir sepanjang hidupnya dia dedikasikan untuk melindungi anak-anak dari berbagai macam latar belakang. Dia juga sempat memberikan perlindungan kepada anak A, kekasih Mario Dandy yang terlibat kekerasan.

Persoalan terakhir yang dikawal Aris adalah kasus bayi tertukar di daerah Bogor. Arist pun meninggal dalam damai setelah kasus tersebut menemui titik terang melalui tes DNA.

Baca Juga :  Dampingi Presiden Joko Widodo Di Pasar Brahrang Binjai

Selain itu dimasa akhir hidupnya, advokasi Arist Merdeka Sirait dan Komnas PA merupakan bagian dari upaya para pegiat media untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah perlindungan anak.

Dan dia terus meminta media untuk terus mendukungnya, karena salah satu keberhasilan selama ini adalah keberhasilan media.

Yaitu media yang bekerja sama untuk menyuarakan masalah perlindungan anak. Arist Merdeka Sirait tidak hanya menyampaikan wasiat kepada insan pers. Arist Merdeka Sirait sadar betul bahwa masa depan bangsa ini adalah ditangan generasi muda dimana anak-anak Indonesia harus bebas dari kekerasan dan harus mendapat keadilan.

banner 468x60
Penulis: RedaksiEditor: Timbul.S
error: Content is protected !!