Tapanuli Utara berdiri pada 5 Oktober 1945, yakni beberapa bulan setelah Indonesia merdeka. Berdasarkan data tahun 2023, jumlah penduduk di daerah tersebut sekitar 326.197 jiwa. Daerah yang terkenal sebagai wisata rohani itu mayoritas didiami oleh etnis Batak Toba.
Kabupaten Taput merupakan cikal bakal terbentuknya empat kabupaten lainnya, yaitu :
1. Kabupaten Dairi
2. Kabupaten Pakpak Barat
3. Kabupaten Toba
4. Kabupaten Samosir
5. Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Sebelum pemekaran, kelima kabupaten ini menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara.
Walaupun Tapanuli Utara adalah kabupaten tertua, Taput dikepemimpinan bupati Dr.Drs Nikson Nababan Msi selama 10 Tahun yang lalu jauh mengalami ketertinggalan dari kabupaten anak cucunya, seperti Humbahas, Toba, dan Samosir.
Berikut kegagalan program yang banyak menelan anggaran dari APBD Kabupaten Tapanuli Utara.
1. Lumbung Pangan
Kabupaten Tapanuli Utara gagal total sebagai kabupaten lumbung pangan, faktanya pada masa kepemimpinan Nikson Nababan, Taput masih bergantung bahan pangan dari kabupaten tentangga.
• Masyarakat Tapanuli Utara masih memasok bahan pangan dari kabupaten tetangga, seperti beras, daging dan ikan. Padahal Nikson Nababan selalu koar-koar program bahwa kabupaten Taput adalah lumbung pangan.
• Masyarakat Taput kesulitan mengakses Pupuk Subsidi dari pemerintah, pada Senin(28/3/2022) masyarakat melakukan aksi demo karena kelangkaan pupuk subsidi hingga akhir masa kepemimpinan Nikson Nababan.
2. Lumbung SDM
Dimasa kepemimpinan Nikson Nababan selalu koar-koar program Tapanuli Utara sebagai Lumbung SDM. Faktanya,
• UNTARA bagai mimpi disiang bolong, pendirian Universitas di kabupaten Tapanuli Utara hanyalah halusinasi, sebab dimasa kepemimpinan Nikson Nababan lewat media lokal maupun Nasional mengatakan bahwa UNTARA tinggal selangkah lagi, namun faktanya hingga sekarang UNTARA masih diawang-awang alias gagal.
• SMA NEGERI 3 TARUTUNG batal menjadi sekolah unggulan di Tapanuli Utara, sebab menurut anggota DPRD komisi yang membidangi Banggar kabupaten Tapanuli Utara. Disebut bahwa Bupati Nikson Nababan membatalkan pembangunan Asrama SMA NEGERI 3 TARUTUNG dimana sebagai syarat SMA PLUS atau sekolah unggulan.
3. Program Pasar Lelang Siborongborong
Dalam rangka peningkatan sistem perdagangan dan pemasaran produk unggulan daerah, pemkab Taput dimasa kepemimpinan Nikson Nababan membuat program pasar lelang dengan tujuan menjamin stabilitas harga produk komoditas pertanian di Taput, kini berubah menjadi pusat jajanan serba ada ( Pujasera).
4. Perusda Pertambangan
Sejak Perusda Pertambangan Kabupaten Taput tersebut didirikan ada penyertaan modal sebesar Rp5 miliar oleh Pemkab Taput. Namun hingga kini Perusda Pertambangan tersebut sudah tinggal nama dan rongsokan.
5. Destinasi Wisata Dan Wisata Rohani
• Anggaran puluhan miliaran rupiah yang dikucurkan oleh Pemkab Taput untuk mengembangkan Wisata Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara kini semakin sepi pengunjung. Dinilai tidak serius pengembangan wisata di Taput.
• Pembangunan wisata kampung nanas di Kecamatan Sipahutar yang menelan anggaran 1.5 milliar dinilai tidak berpotensi dan tidak berdampak pada masyarakat, kini tinggal bangunan tidak bertuan. Hal ini dinilai merupakan pemborosan anggaran tidak bermanfaat.
6. Sukses Membangun Dari Desa
Klaim sukses membangun dari desa di Kabupaten Taput, bahkan Bupati Nikson Nababan meluncurkan Buku Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari: Membangun Desa Berbasis Data Presisi. Faktanya, kurang lebih 98% pemerintah desa di kabupaten Tapanuli Utara belum memeliki kantor desa sendiri dan semua mengontrak rumah masyarakat. Berbanding terbalik dengan kabupaten tetangga Humbang Hasundutan hampir semua sudah memiliki kantor desa sendiri sebagai aset pemerintah Desa.
7. Pengelolaan Keuangan Kab. Taput Yang Dinilai Ugal-ugalan
Melakukan pinjaman PEN ( Pemulihan Ekonomi Nasional tahun 2020-2021 sejumlah Rp.400 Miliar untuk pembangunan yang kurang bermanfaat dan sesuai konsep pemulihan ekonomi, misalnya Pembangunan Gapura, dan pemborosan pembuatan lampu jalan. Dan pengangkatan pegawai PPPK yang ugal-ugalan dinilai mengancam krisis keuangan Kabupaten Tapanuli Utara, sebab APBD sudah dibebani untuk pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang PEN.
8. Pemberdayaan OPD Taput Tidak Maximal
Pemberdayaan dan peletakan posisi OPD tidak sesuai dengan keahliannya dan jurusan pendidikannya, misalnya dari tenaga kesehatan dipindahkan jadi pegawai pasar, dan dinilai banyak nepotisme, dll.
Tapi kini dengan kegagalan tersebut, Nikson Nababan masih percaya diri ingin melanjutkan semboyannya “Berkarya Dan Berkelanjutan” untuk kabupaten Tapanuli Utara setelah melewati masa kepemimpinannya 10 tahun dua periode yang lalu.
Selanjutnya, Nikson Nababan mencalonkan istrinya Satika Simamora dan wakilnya Sarlandi Hutabarat sebagai calon Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Utara bertarung melawan JTP-DENS.
Kini saatnya masyarakat kabupaten Tapanuli Utara untuk mengevaluasi dan menentukan pilihan Bupati Kabupaten Tapanuli Utara lima tahun ke depan, mari kita kawal dan pastikan perubahan untuk Kabupaten Tapanuli Utara lebih baik.
Molo Dang Hita Be Paulihon Hutantaon, Ise Be?
HORAS..!
Oleh : Timbul Simanjuntak