LEWOLEBA — Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) SMANDU 2025 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Anselmus Ola, di Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata pada 8 September 2025. Dalam sambutannya, Anselmus menegaskan bahwa LDKS merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter dan arah masa depan para pemuda. “Dunia menanti, tapi hanya mereka yang siap yang akan mendapat tempat,” ujarnya dengan penuh makna. Ia pun membagikan pengalaman pribadinya sebagai Ketua OSIS tahun 1990, yang menjadi titik awal pembentukan karakter dan kariernya hingga kini menjabat sebagai pejabat publik. “Jangan remehkan proses kecil seperti ini—karena bisa menjadi awal perubahan besar,” pesannya kepada para peserta.
Dari deretan kursi depan Aula Goris Keraf, Kepala SMAN 2 Nubatukan, Cletus Laba, dengan lantang mengangkat tangan dan memekik, “SMANDU!” Seruan itu langsung dijawab penuh semangat oleh puluhan siswa dengan pekikan “Viktori!” yang bergema tiga kali berturut-turut. Yel-yel khas ini menandai pembukaan LDKS SMANDU 2025 yang berlangsung selama dua hari, 8–9 September 2025, di Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata. Yel-yel tersebut menjadi simbol semangat kolektif membangun jiwa kepemimpinan generasi muda.
Dalam sambutannya, Cletus menyebut LDKS sebagai “laboratorium karakter”—bukan sekadar ajang belajar teori kepemimpinan, melainkan medan praktik nyata. Ia menyebut lokasi kegiatan sebagai “rumah literasi,” tempat tumbuhnya pemikiran dan kepemimpinan. “Kalian bukan pengikut, kalian adalah pionir,” tegasnya.
Cletus menyampaikan lima pesan strategis. Pertama, siswa harus menyerap seluruh materi dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. “Ilmu bukan untuk dibekukan, tapi untuk digunakan,” katanya. Kedua, ia mendorong peserta menjadi pemimpin visioner yang tahan terhadap tekanan zaman. “Hidup ke depan butuh arah, bukan sekadar berjalan.”
Pesan ketiga menyoroti pentingnya komunikasi etis. “Pemimpin sejati membangun dengan kata-kata, bukan merusak. Gunakan bahasa yang membina, bukan menghina.” Keempat, ia mengajak peserta untuk membangun kolaborasi lintas sektor. “Kepemimpinan bukan soal berjalan sendiri, tapi membawa orang lain menuju tujuan bersama.”
Kelima, Cletus menyerukan agar siswa menjadi teladan di mana pun berada. “Pemimpin bukan dinilai dari jabatan, tapi dari dampaknya,” ujarnya penuh harap.
Semangat dan harapan juga tersirat dalam sambutan perwakilan siswa yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada kepala sekolah, para pembina, dan semua pihak pendukung kegiatan. “Kami akan jadikan LDKS ini sebagai bekal untuk menjadi pemimpin yang memberikan dampak nyata bagi sekolah dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Ketua OSIS SMANDU, Rio Uran, menegaskan bahwa LDKS adalah langkah awal mencetak pemimpin muda berintegritas dan bertanggung jawab. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengamalkan nilai-nilai yang diperoleh selama dua hari. “Kita harus menjadi contoh, bukan hanya di OSIS, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Kegiatan ini difasilitasi oleh tim pendidik dan pembina berpengalaman SMANDU, termasuk Ambrosius Arantangan (Wakasek Kesiswaan), Randus Lasar (Wakasek Humas), dan Ishak Lawe (Pembina OSIS), yang turut aktif membimbing selama sesi berlangsung.
Para peserta dibekali materi penting seperti dasar-dasar kepemimpinan, komunikasi efektif, manajemen organisasi, literasi digital, hingga dinamika kelompok. Suasana hangat dan penuh semangat menjadikan LDKS sebagai ruang pembentukan pemimpin yang berpikir strategis dan memiliki empati sosial.
Dengan semangat “Smandu Viktori!” yang bergema, SMAN 2 Nubatukan menegaskan komitmennya mencetak generasi pemimpin unggul secara intelektual, kuat secara moral, dan tangguh secara emosional. LDKS ini menjadi bukti nyata bahwa masa depan Lembata ada di tangan pemuda yang siap memimpin dan dipimpin.
(Kevin)