Kupang – Manajemen PT Hutama Mitra Nusantara (HMN) optimis proyek penanganan longsor di ruas jalan Takari, yang terletak di perbatasan antara Kota Kupang dan Batas Kota Soe, akan segera diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan. Progres pekerjaan yang telah mencapai lebih dari 90 persen menjadi kabar baik bagi masyarakat pengguna jalan nasional yang selama ini terganggu akibat bencana longsor di kawasan tersebut. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan pihak pelaksana untuk memulihkan konektivitas wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya jalur vital Kupang–Soe yang memfasilitasi arus barang, jasa, dan mobilitas masyarakat antar daerah.(20 Oktober 2025)
Paul Zakarias Gugo, ST., MT., selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi NTT, menjelaskan bahwa metode penanganan longsor yang diterapkan adalah pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT) dengan pondasi bored pile beton bertulang sepanjang 70 meter. Metode ini dipilih karena dianggap paling efektif untuk menahan pergerakan tanah di lokasi yang rawan longsor.
Pondasi bored pile: 61 titik dengan kedalaman 4 meter. Pile cap, Kedalaman 1 meter, DPT Ketinggian 5 meter.
Selain pembangunan DPT, langkah-langkah pendukung yang dilakukan meliputi pemasangan pemecah arus sungai dari bush beton untuk mengendalikan aliran air dan mencegah erosi, pembangunan beton rabat pada bahu jalan sepanjang 300 meter, peningkatan kualitas jalan melalui hotmix sepanjang 70 meter, serta pemasangan lapisan geotekstil untuk menjaga kestabilan tanah.
Paul Zakarias Gugo menekankan bahwa proyek ini tidak hanya menyelesaikan persoalan teknis, tetapi juga memberikan rasa aman bagi pengguna jalan. Dengan selesainya konstruksi DPT, diharapkan masalah longsor dapat tertanggulangi secara permanen.
Dengan progres yang hampir rampung, masyarakat menaruh harapan besar agar ruas jalan Takari kembali menjadi jalur yang aman, lancar, dan mendukung konektivitas antarwilayah di NTT tanpa gangguan bencana longsor.
(Kevin)