Kupang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTT mengeluarkan peringatan kepada masyarakat mengenai peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang diperkirakan terjadi lebih awal tahun ini. Dalam konferensi pers di kantor Gubernur NTT, Kepala Stasiun Klimatologi NTT, Rahmatullah Adji, menjelaskan bahwa hujan lemah diprediksi mulai turun pada bulan Oktober.(27 September 2024)
Adji menekankan pentingnya kewaspadaan, mengingat NTT rentan terhadap bencana seperti longsor dan kebakaran hutan. “Pemerintah dan masyarakat harus lebih siap menghadapi potensi banjir dengan informasi dan peringatan dini,” ujarnya.
Dinas Pertanian NTT juga menyoroti dampak fenomena El Niño terhadap produksi pertanian, di mana kekeringan berkepanjangan mengurangi ketersediaan air. Sebagai langkah antisipasi, tim penyuluh pertanian akan memberikan edukasi kepada petani mengenai kondisi cuaca dan penyediaan benih berkualitas.
Cornelis Wadu, Ketua BPBD NTT, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam manajemen risiko bencana dan mengungkapkan alokasi dana 400 juta untuk pembangunan sumur bor guna memastikan ketersediaan air bagi pertanian.
Dengan langkah-langkah ini, masyarakat NTT diharapkan lebih siap menghadapi peralihan musim dan meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi.
Selain langkah-langkah mitigasi yang telah disampaikan, pemerintah daerah juga berfokus pada penguatan jaringan pemantauan cuaca di seluruh NTT. Kerja sama dengan BMKG bertujuan untuk menyediakan informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu, memungkinkan masyarakat untuk mengambil tindakan preventif lebih awal.
Cornelis Wadu menambahkan, “Kami akan melibatkan berbagai pihak, termasuk mitra internasional melalui program Siap Siaga, untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam menghadapi bencana. Pengalaman dan sumber daya dari luar akan sangat berharga dalam memperkuat sistem tanggap darurat di NTT.”
Edukasi mengenai manajemen air juga menjadi prioritas. Para petani diharapkan mendapatkan pelatihan mengenai teknologi irigasi yang efisien, membantu mereka mengatasi masalah kekurangan air saat musim hujan. “Penyuluhan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan petani dalam menghadapi perubahan cuaca,” jelas Wadu.
Dalam rangka mengoptimalkan upaya tersebut, BMKG juga berkomitmen untuk terus memberikan pembaruan informasi terkait perkembangan cuaca. “Partisipasi aktif masyarakat sangat penting. Dengan koordinasi yang baik, kita dapat mengurangi risiko bencana dan melindungi keselamatan serta kesejahteraan bersama,” kata Rahmatullah Adji.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan masyarakat NTT dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan yang datang dengan perubahan musim, serta meminimalkan dampak bencana yang mungkin timbul. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dan bersiap dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi.
(Kevin)