Samosir – Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mensosialisasikan pengaturan pola tanam serentak kepada kelompok tani di Aula Kantor Camat Pangururan, 11/09/2023
Sosialisasi Pengaturan Pola Tanam Serentak tersebut dibuka Camat Pangururan, Robintan Naibaho menekankan agar seluruh peserta mengikuti rangkaian dengan baik dan berpikir positif tentang perkembangan pertanian kedepan.
“Tantangan pertanian kedepan sangat luar biasa sehingga perlu kajian-kajian ilmiah untuk membuahkan hasil yang baik” ucap Robintan Naibaho.
Plt. Kadis Ketapang dan Pertanian, Tumiur Gultom menyampaikan, kegiatan sosialisasi akan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 11-13 September 2023, akan menjangkau seluruh Kecamatan di Kabupaten Samosir. Peserta terdiri dari utusan kelompok tani dari masing-masing desa, para kepala desa, Kepala UPTD BPPP Wilayah I dan II, Koordinator BPP se-Kabupaten Samosir, penyuluh pertanian se-Kabupaten Samosir. Untuk hari Pertama di Aula Kantor Camat Pangururan dengan peserta dari Kecamatan Pangururan dan Ronggur Nihuta dilanjutkan di Aula Kantor Camat Harian dan Sianjur Mula mula.
Kegiatan Sosialisasi menghadirkan Nara sumber dari BMKG Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Wahyudin, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sumut, Nazaruddin Hutapea, Ketua KTNA Kab. Samosir, Pantas M. Sinaga, Dinas Ketapang dan Pertanian Kab. Samosir.
Sosialisasi Pola Tanam Serentak merupakan suatu langkah untuk mendukung program Pangula Nature yang telah dicanangkan Pemkab Samosir sesuai dengan Perbup Nomor 11 tahun 2022.
Pengaturan Pola Tanam serentak di Kabupaten Samosir dengan melibatkan kajian ilmiah dari BMKG, BSIP, serta kearifan lokal.
Melalui sosialisasi ini , Tumiur Gultom berharap pola tanam serentak segera dikalenderkan berdasarkan kawasan. Disebutkan bahwa kalender tanam tidak bisa disamakan se-Kabupaten Samosir, namun akan dibagi per kawasan sesuai dengan kondisi daerah. Kalender tanam untuk pola tanam serentak akan ditetapkan sesuai dengan kesepakatan kelompok tani melalui masing-masing Gapoktan.
“Rangkuman dari narasumber akan dibuat menjadi pedoman kalender tanam per kawasan dalam satu daerah. Pengaturan pola-pola tanam juga akan merotasi dan menyesuaikan seperti apa tanaman yang cocok, semisal selesai panen padi bisa ditanam kacang atau tanaman lainnya, sehingga tidak hanya satu jenis tanaman saja dalam satu lahan.” ungkap Tumiur.
Disamping itu, Tumiur Gultom menjelaskan, dengan pola tanam serentak akan mendukung agrowisata mendukung kepariwisataan, selain panen dapat dijadikan penghasilan bagi petani. Melalui pola tanam nantinya, akan dapat menjamin harga dimana produksi pertanian jumlah besar akan lebih mudah dipasarkan dengan harga yang meningkat melalui kerjasama sebagai pemasok ke daerah-daerah lain.
Dalam kesempatan ini, Tumiur Gultom mempekenalkan Gempita (Gerakan Mandiri petani) kepada kelompok tani. Melalui Gempita, petani memahami pembuatan dan penggunaan pupuk organik, pestisida nabati, pakan organik, pertanian yang tertib teratur dan dampak pembakaran lahan. Dalam hal ini Dinas Pertanian Kab. Samosir meningkatkan pembinaan kepada petani dengan metoda rangkul, edukasi dan dampingi memperbaiki kualitas tanah, lahan pertanian serta produksi komoditas pertanian.
Sementara itu, Ketua KTNA Kab. Samosir, Pantas M. Sinaga , mengatakan, dalam pola tanam serentak perlu kembali melihat kearifan lokal, budaya sebagaimana dilaksanakan leluhur Batak terdahulu.
BSIP Sumut, Nazaruddin Hutapea yang membawakan materi Membangun pertanian maju, mandiri, modern menyampaikan, pola tanam serentak diperlukan tertib tanam dalam hal waktu, jenis, varietas dan kerjasama kelompok. Menggunakan teknologi terapan dengan penggunaan pupuk kandang/kompos, penaburan kaptan untuk menaikkan Ph, benih bermutu berlabel dan pergiliran varietas, pupuk berimbang sesuai kebutuhan tanaman , sistim tanam, pengairan, pengamatan mingguan dan tindakan. Untuk pertanian padi saat ini Kementerian Pertanian menjalin kerjasama dengan Negara Filipina melalui Aplikasi LKP. Aplikasi tersebut dapat diakses sebagai pembelajaran tata cara tanam, penggunaan pupuk guna menghasilkan panen yang memuaskan.
Nazaruddin membagikan Quisioner tentang pertanian dan akan dijadikan sebagai bahan masukan dalam pola tanam serentak di Kabupaten Samosir.
BMKG Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Wahyudin dengan materi “Pengenalan Iklim di Kabupaten Samosir menyampaikan, ada 3 faktor keberhasilan pertanian yaitu pengenalan unsur cuaca dan iklim, pemahaman informasi dan prakiraan iklim dan kalender tanam. Zona Musim (ZoM) di Kabupaten Samosir terdiri dari 2 kali musim kemarau dan 2 kali musim hujan dalam satu tahun versi BMKG. Kabupaten Samosir masuk dalam Zona musim Sumut_04 meliputi wilayah Samosir bagian tengah dan Pulau Samosir, Zona Musim Sumut_21 meliputi wilayah pulau samosir bagian timur dan sebagian wilayah Samosir bagian barat .
Wahyudin menyebutkan, melalui pemahaman Zona musim tersebut, akan dapat menjadi gambaran kapan menanam, jenis yang akan ditanam. Petani bisa mengetahui masa pembenihan, tanam dan panen. Lebih lanjut, Wahyudin menyampaikan keberhasilan pertanian melalui perencanaan yang tepat.
“Untuk Kabupaten Samosir, Wahyudin mengatakan akan membantu analisis iklim sebagai bahan penentuan Pembuatan kalender tanam berdasarkan data iklim,” ujar Wahyudin.