Scroll Untuk Baca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
Kab. KupangProv Nusa Tenggara Timur

Aman dan Khusyuk di Kupang: Ketika Polisi Menjadi Penjaga Iman

Avatar photo
463
×

Aman dan Khusyuk di Kupang: Ketika Polisi Menjadi Penjaga Iman

Sebarkan artikel ini

Kupang, — Di tengah lengang jalanan desa dan riuh kidung pujian di gereja, aparat Kepolisian Resor Kupang berdiri tegak. Tak bersenjata laras panjang, tapi berbekal tekad menjaga damai. Paskah 2025 di Kabupaten Kupang menjadi momen keagamaan yang bukan hanya merayakan kebangkitan Kristus, tetapi juga kebangkitan kepercayaan publik terhadap pengayom keamanan.

 

banner 468x60

Mulai dari Minggu Palma hingga Minggu Paskah, Polres Kupang tidak hanya hadir sebagai penegak hukum, tetapi juga pelindung spiritualitas. Mereka membaur di halaman gereja, menyatu dalam suasana sakral, memastikan tak ada rasa takut yang merampas kekhusyukan.

 

“Kami sudah siaga sejak Minggu Palma,” ujar Kapolres Kupang, AKBP Rudy Junus Jacob Ledo, saat memantau langsung pengamanan di salah satu gereja di Kupang Timur, Minggu (20/4). Matanya awas, namun bibirnya ramah menanggapi sapaan jemaat.

Baca Juga :  Jalan Salib Hidup: Sebuah Spektakuler Iman di Maubam  

 

Dalam pengamanan Paskah tahun ini, Polres Kupang menerjunkan puluhan personel yang disebar di berbagai titik rawan, termasuk jalur prosesi Jalan Salib. Fokus mereka bukan hanya keamanan fisik, tapi juga memastikan kenyamanan batin jemaat yang hadir.

 

Rudy menjelaskan bahwa personel telah mendapat briefing khusus soal sensitivitas suasana ibadah. Tak heran bila banyak warga yang merasa aparat hadir sebagai bagian dari perayaan, bukan sekadar penjaga batas. “Kami tidak ingin sekadar menjaga, tapi juga memberi rasa tenteram,” ujarnya.

 

Di beberapa gereja besar, aparat bahkan ikut membantu mengatur lalu lintas parkir, menuntun lansia menuju kursi jemaat, hingga memberikan air minum bagi peserta Jalan Salib yang kelelahan. Sikap humanis ini menuai pujian dari para rohaniawan.

Baca Juga :  Lestarikan Budaya Gotong-royong Babinsa Kodim 1621/TTS Laksanakan Pemasangan Dinding Portabel Gereja Diakonia Tuameta 

 

“Ini Paskah yang damai. Terima kasih untuk polisi yang hadir seperti keluarga,” ungkap Pdt. Melianus Lape, gembala jemaat dari Kecamatan Amarasi, yang gerejanya rutin jadi tempat perhentian Jalan Salib.

 

Warga pun menyambut kehadiran aparat dengan senyum dan doa. Di era pasca pandemi, ketika keraguan publik terhadap aparat sempat tumbuh, Paskah 2025 menjadi momentum perbaikan relasi. Polisi kembali dipercaya, bukan karena kuasa, tapi karena kedekatan.

 

Tidak ada insiden besar yang terjadi sepanjang rangkaian Paskah tahun ini. Semua berlangsung tertib, lancar, dan penuh sukacita. Bahkan di daerah perbatasan seperti Fatuleu dan Amarasi Selatan, pengamanan tetap maksimal meski medan berat.

Baca Juga :  Dandim 1621 Hadiri Acara Syukuran Hari Bakti Adhyaksa, Ini yang Disampaikan Dandim

 

Bagi Rudy Junus, keberhasilan ini adalah kerja kolektif. Ia tak ingin kredit semata tertuju pada institusi Polri. “Ini juga karena masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga ketertiban bersama,” katanya rendah hati.

 

Namun yang tak tampak di balik layar adalah kelelahan para anggota yang berjaga semalaman, tak pulang berhari-hari demi rotasi tugas, dan harus menahan rindu pada keluarga demi mengawal rumah ibadah. Mereka adalah para “penjaga iman” yang bekerja dalam diam.

Kupang patut bersyukur. Di saat banyak daerah masih bergulat dengan intoleransi dan kekerasan atas nama kepercayaan, wilayah ini menunjukkan bahwa harmoni bisa dijaga — bukan hanya oleh doa, tetapi juga oleh kehadiran mereka yang berseragam.

(Kevin)

banner 468x60
banner 468x60
error: Content is protected !!