NTT – Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur (NTT) beserta jajaran melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jembatan gantung di Pulau Usu, Desa Daiama, Kabupaten Rote Ndao. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung kondisi lapangan dan berdialog dengan masyarakat setempat. Audrian Ramanta Herdyz, S.T., M.Sc., Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Provinsi NTT, menyampaikan bahwa warga desa menyatakan dukungan penuh terhadap proyek ini dan siap menghibahkan lahan untuk pembangunan jalan penghubung.
Jembatan ini dirancang untuk menghubungkan Pulau Rote dengan Pulau Usu, yang dihuni oleh sekitar 400 kepala keluarga. Secara teknis, jembatan gantung ini akan memiliki panjang bentang utama 100 meter, dilengkapi dengan jalan penghubung sepanjang 900 meter (600 meter di sisi Pulau Rote dan 300 meter di sisi Pulau Usu). Pembangunan jembatan gantung Pulau Usu direncanakan masuk dalam anggaran tahun 2026.
Target dan Progres IJD Tahap 2 di Rote dalam kunjungan yang sama, Kepala BPJN NTT juga meninjau dua lokasi di Rote Barat yang menjadi target proyek Inpres Jalan Daerah (IJD) Tahap 2 sepanjang 4 kilometer. Diharapkan proses tender dapat dimulai bulan ini dan pelaksanaan proyek selesai pada 31 Desember 2025. Ruang lingkup pekerjaan meliputi pelebaran jalan menuju standar, dari kondisi awal 3-4 meter menjadi 6.5 meter (termasuk bahu jalan). Selain itu, akan dibangun saluran drainase dan cross drain.
Pada hari kedua kunjungan, tim bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengunjungi lokasi tambak garam di Rote Timur. Program ini bertujuan untuk membangun tambak garam seluas 5000 ha, namun pada tahun 2026 diprioritaskan menjadi 2500 ha. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao telah mengusulkan sekitar 88 kilometer jalan untuk mendukung 15000 ha tambak garam. Dukungan dari Kementerian PUPR untuk ruas jalan ini masih dalam pembahasan.
Pembangunan jembatan gantung ini diharapkan dapat membuka isolasi Pulau Usu, yang terdiri dari 400 keluarga, sehingga akses jalan, pendidikan, dan kesehatan dapat berjalan lancar. Estimasi biaya untuk proyek ini adalah sekitar 11 miliar rupiah. Jembatan gantung ini nantinya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan maksimal hanya bisa dilewati oleh satu unit ambulans. Konstruksi jembatan akan menggunakan tipe simetris dengan panjang 100 meter dan akan dipasang pondasi tiang pylo.
Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan jembatan gantung sudah aman dan telah dibicarakan dengan penduduk desa, yang menyatakan kesiapan untuk mendukung proyek ini dengan memberikan lahannya
Dalam kunjungan ini, Kepala BPJN NTT didampingi oleh Kepala Satker P2JN, Kasatker PJN Wilayah 1 Provinsi NTT, PPK 1.2 Provinsi NTT, serta pimpinan Dinas PUPR Kabupaten Rote Ndao.
(Kevin)