Kupang – Rapat koordinasi yang digelar di Aston Kupang Hotel pada 17-18 September 2024 menyatukan 57 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari seluruh Nusa Tenggara Timur (NTT). Forum ini fokus pada strategi peningkatan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum, dan peningkatan fasilitas serta dukungan bagi mahasiswa.
Dalam sambutannya via Zoom, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Riset dan Teknologi, Prof. Abdul Haris, M.Sc., menekankan pentingnya relevansi program studi dengan kondisi lokal di NTT. Ia menegaskan bahwa mutu pendidikan sangat bergantung pada kesesuaian program studi dengan kebutuhan lokal dan global, serta perlunya kerjasama antara perguruan tinggi, industri, dunia usaha, dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, membuka rapat dengan menekankan bagaimana output pendidikan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem yang masih dihadapi NTT, serta dampaknya pada kesehatan dan kehidupan lainnya. “Peningkatan kualitas pendidikan tinggi sangat penting dalam era digital saat ini. Perguruan tinggi harus memperkuat kolaborasi dan inovasi untuk meningkatkan akreditasi dan mutu lulusan,” tegas Prof. Adrianus.
Pada kesempatan ini, para peserta rapat membahas berbagai inisiatif untuk memperkuat kolaborasi antara perguruan dengan sektor industri dan pemerintah daerah. Diskusi ini meliputi pengembangan program studi yang lebih relevan dan adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja dan tantangan lokal, seperti pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Pentingnya adaptasi kurikulum dengan tren industri dan kebutuhan lokal menjadi salah satu fokus utama. Diharapkan, dengan adanya kolaborasi yang lebih erat, perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap menghadapi tantangan global tetapi juga berkontribusi secara konkret dalam pembangunan daerah.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu, para peserta juga mengeksplorasi cara-cara untuk mengoptimalkan fasilitas pendidikan dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada mahasiswa. Diskusi ini termasuk strategi untuk memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran dan administrasi akademik, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan tinggi.
Dengan berakhirnya rapat, diharapkan ada langkah konkret yang dapat diambil oleh setiap perguruan tinggi swasta di NTT untuk mengimplementasikan hasil diskusi tersebut, sehingga pendidikan tinggi di wilayah ini dapat semakin berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta dunia kerja.
(Kevin)