Kupang, — Ribuan umat memadati kompleks Sejahtera Land Oetalu, Kabupaten Kupang, dalam dua momentum istimewa yang menyatukan spiritualitas dan semangat kebersamaan. Dalam satu sisi, Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) membanjiri lapangan dengan puji-pujian. Di sisi lain, Lomba Giant Cross menggetarkan kawasan itu dengan kreativitas dan sportivitas lintas denominasi.
KKR yang berlangsung belum lama ini mengangkat tema “Damai Sejahtera Kristus Bagi Keluarga”. Pdt. Yandi Manobe, sebagai pembicara utama, mengajak umat untuk menjadikan rumah tangga sebagai tempat lahirnya damai sejahtera dari Kristus. “Tuhan tidak pernah melupakan umat-Nya, bahkan ketika badai datang,” ujarnya penuh semangat.
Lapangan bola Sejahtera Land penuh sesak. Ribuan kursi tak cukup menampung peserta yang datang dari berbagai wilayah, membuat sebagian harus berdiri di sisi jalan dan tribun. Suasana menjadi sakral ketika seluruh peserta larut dalam doa dan nyanyian pujian.
Momen haru menyelimuti suasana saat Bobby Lianto, pimpinan Sejahtera Land, menyerahkan sertifikat hibah tanah seluas 1.500 meter persegi kepada jemaat GMIT Agape Kupang untuk pembangunan gereja. “Ini bukan milik kami. Ini adalah titipan Tuhan,” ujar Bobby, disambut tepuk tangan dan sorak sukacita.
Wakil Sinode GMIT, Pdt. Blegur, memuji langkah iman ini. Ia menyebut Bobby Lianto sebagai teladan anak muda yang menggabungkan kesuksesan duniawi dengan semangat pelayanan. “Ini adalah lokus berkat, bukan hanya untuk satu jemaat, tetapi untuk banyak jiwa,” katanya.
Tak hanya berhenti di ranah rohani, Sejahtera Land juga menggelar Festival Giant Cross yang dirangkai dengan lomba kreatif menghias jalan berbentuk salib. Tercatat 12 peserta ikut memeriahkan lomba tersebut, termasuk Alan Meruk dari Blok J, yang mengusung tema “Yesus Berdoa hingga Naik ke Surga”.
Menurut Alan, proses pengerjaan memakan waktu dua minggu dengan biaya Rp 4-5 juta. Meski hujan sempat mengganggu, ia dan tim tetap berinovasi, membungkus alat listrik agar tetap aman. “Lelah, tapi sangat memuaskan. Ini jadi media anak muda memaknai pengorbanan Yesus,” katanya.
Kegiatan ini gratis dan terbuka bagi semua kalangan, tanpa memandang denominasi gereja. Bahkan, banyak warga non-Kristen turut membantu dan berpartisipasi, menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan yang tinggi di Kabupaten Kupang.
Uniknya, lomba Giant Cross dipadukan dengan event offroad ekstrem yang akan digelar pada 9–11 Mei 2025 mendatang. Bobby Lianto menyebut kolaborasi ini sebagai bentuk inklusivitas Sejahtera Land yang menggabungkan iman, komunitas, dan inovasi.
“Ini bukan sekadar kawasan hunian. Ini adalah ruang hidup bersama yang memuliakan Tuhan melalui berbagai cara, termasuk olahraga dan seni,” ungkap Bobby yang juga Ketua Umum Kasih NTT. Ia berkomitmen menjadikan Giant Cross sebagai ikon tahunan Kabupaten Kupang.
Pdt. Blegur dalam sambutannya menutup dengan doa dan harapan: “Kita butuh lebih banyak ruang seperti ini — tempat di mana Tuhan dimuliakan, kreativitas dimunculkan, dan semua orang merasa diterima.”
Dengan semangat damai, iman, dan inovasi, Sejahtera Land Oetalu membuktikan bahwa merayakan Paskah bisa dilakukan dengan cara yang membumi, membangun, dan menyentuh hati banyak kalangan lintas iman.
(Kevin)