banner 468x60

Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake : Persentase penduduk Miskin di NTT Capai 19 Persen

Avatar photo
banner 468x60

Kupang – Perdana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Prov.NTT) menggelar Jumpa pers dan Media Gathering Bersama Penjabat Gubernur NTT dengan media Massa tahun 2024.

Bertempat di Dinas Komunikasi Provinsi NTT kegiatan ini menjadi tempat berdiskusi.

banner 468x60

Acara yang dimoderatori Sekda NTT, Kosmas Damianus Lana itu dirangkai dengan acara media gathering.

Acara tersebut merupakan yang pertama kali digelar Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake pasca tiga bulan memimpin NTT.

Dengan Thema Penangganan Stunting, kemiskinan, dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi serta Pemilu 2024 di NTT.

Penjabat Gubernur Provinsi NTT, Ayodhia Kalake mengatakan, persentase penduduk miskin di NTT pada Maret 2023 mencapai 19.96 persen.

Baca Juga :  Cepat Atasi Stunting, Pemkab Taput Raih Penghargaan Dari BKKBN

“Kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi, Sumba Tengah, Sumba Timur dan Sabu Raijua. Tingkat kemiskinan terendah Kota Kupang, Flores Timur dan Ngada,” kata dia.

Ayodhia menyebut jika untuk keseluruhan jumlah penduduk miskin di NTT mencapai 1,14 juta orang di tahun 2023.

“Tingkat kemiskinan ekstrem 3.34 persen,” sambung dia.

Menurut dia, perlu strategi khusus mengatasi kemiskinan ekstrem.

Tidak bisa satu sektor berdiri sendiri. Angka kemiskinan berkaitan erat dengan stunting.

Untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di tahun 2024, pemerintah pusat, Pemprov dan pemkab harus bekerja bersama.

Baca Juga :  Frans Aba, Calon Gubernur NTT Periode 2024-2029, Deklarasi Diri dan Mendaftar di Partai PDIP dan Perindo

Menurut Ayodhia, pemerintah berusaha memberikan perhatian dengan berbagai jenis program bantuan yang langsung menyentuh masyarakat.

“Selain itu ada pengembangan garam masyarakat ada anggaran di empat kelompok nelayan garam sebanyak 8 miliar setiap kelompok,” katanya.

Kemudian, ada juga program pelatihan bagi UMKM di seluruh NTT yang dilakukan oleh dinas terkait.

Pemerintah juga terus meningkatkan kompetensi para pencari kerja. Jika pada akhirnya mereka menjadi pekerja migran maka sudah memiliki kompetensi.

Sementara soal angka stunting di NTT, Ayodhia menyebut pada tahun 2023 sebanyak 15,2 persen.

Baca Juga :  Kecelakaan Lalu Lintas Mini Bus Sigra Vs Suzuki APV Terjadi Di Lumban Julu Kabupaten Toba

“Kita melihat tren penurunan yang sangat signifikan. Memang masih tinggi kita terus berupaya menurunkan angkat stunting,” jelasnya.

“Dengan adanya bantuan langsung kambing dan ayam serta bibit ikan kita berharap agar dia bisa berkembang biak dan bisa membantu masyarakat berisiko,” kata dia.

(Red)

banner 468x60
Editor: Timbul Simanjuntak
error: Content is protected !!